Konsep
waktu-suhu sendiri adalah gabungan antara faktor waktu dengan faktor suhu
lingkungan yang memiliki keterkaitan satu sama lain dalam perkembangan suatu
organisme. Dalam pekembangannya terkait
dengan hewan poikiloterm, kombinasi antara kondisi waktu dan suhu lingkungan
sangat berpengaruh karena hewan poikiloterm termasuk hewan yang memiliki panas
tubuh berasal dari lingkungan atau jenis hewan yang tergantung pada sumber
panas eksternal. Karena bergantung pada suhu eksternal maka suhu tubuh hewan poikiloterm
cenderung berfluktuasi untuk mengikuti suhu di lingkungannya.
Jenis
hewan poikiloterm tidak dapat tumbuh dan berkembang bila suhu lingkungannya
tidak memadai atau tidak sesuai, seperti contoh jika suhu lingkungannya berada
dibawah batas minimum maka hewan poikiloterm sulit untuk tumbuh dan berkembang
walaupun dengan waktu yang lama, begitu pula sebaliknya. Sehingga untuk dapat
tumbuh dan berkembang, jenis hewan poikiloterm memerlukan suhu lingkungan di
atas batas suhu minimumnya. Dengan suhu berada maka semakin singkat waktu yang
diperlukan untuk tumbuh dan berkembang.
Salah
satu contoh dari jenis hewan poikiloterm adalah ulat bulu yang pernah
menyebabkan kasus yang menyerbu tanaman mangga di Probolinggo Tahun 2010.
Peledakan populasi ulat bulu ini dapat disebabkan oleh kombinasi waktu dan suhu
lingkungan yang tidak sesuai dengan pertumbuhannya. Berdasarkan jurnal biologi, ada
beberapa faktor suhu yang memicu pengaruh dari peledakan populasi ulat bulu
tersebut adalah perubahan tersebut dipicu oleh beberapa hal, yakni musim hujan
yang panjang pada tahun 2010−2011 yang menyebabkan kenaikan kelembapan udara.
Suhu yang berfluktuasi ini berdampak terhadap iklim mikro yang mendukung
perkembangan ulat bulu. Selain itu faktor lain yang mempengaruhi adalah abu vulkanik
akibat letusan Gunung Bromo, penanaman hanya satu varietas mangga, peralihan
fungsi hutan menjadi hutan produksi, dan penggunaan input kimia seperti
pestisida dan pupuk ikut menjadi pemicu ledakan populasi ulat bulu (Baliadi,
Yuliantoro, dkk. 2012)*.
Berdasarkan
uraian tersebut peledakan populasi ulat bulu dipengaruhi oleh suhu yang rendah
karena musim hujan yang berkepanjangan sehingga suhu ini menyebabkan waktu
tumbuh kembang ulat bulu menjadi sangat singkat dan cepat sehingga populasi
ulat bulu tersebut meningkat dan menyerang hanya satu varietas mangga. Selain
itu jumlah predator yang sedikit juga mempengaruhi perbanyakan jumlah ulat bulu
tersebut.
(*lebih
jelasnya literature dapat dilihat di link jurnal dan literatur http di bawah)
membantu sekali untuk belajar
BalasHapusmembuat sosis sendiri